Silahkan berkunjung dan bergabung ke facebook HKBP Laut Dendang di FB-HKBPLD. Anda akan mendapatkan firman Tuhan setiap harinya berdasarkan Almanak HKBP dan juga ke Youtube HKBP Laut Dendang di Youtube-HKBPLD berita terkini seputar Gereja HKBP Laut Dendang. Semoga Blog, Facebook dan Youtube HKBP Laut Dendang ini bermanfaat. Dan bisa menjadi berkat bagi kita semua. Amin

Rabu, 18 September 2019

Penghakiman Tahta Putih


Wahyu 20:11-15 (Pangungkapon)
11.  Dung i huida ma sada habangsa na balga, na bontar dohot na hundul di atasna: Na maporus do tano dohot langit maradophon bohina, so adong be jumpang inganannasida.
12.  Dung i huida ma angka naung mate i, angka na metmet nang angka na balga, jongjong di jolo ni habangsa i; jadi diungkap ma angka buku. Dung i diungkap ma sada buku na asing, i ma buku hangoluan, gabe diuhumi ma angka na mate i marguru tu na tarsurat di bagasan angka buku i, hombar tu na niulanasida be.
13.  Dung i dilehon laut i ma angka na mate na disini, dilehon nang hamatean dohot banua toru i ma angka na mate na tiniopna, gabe diuhumi ma ganup, marguru tu na niulana be.
14.  Dung i didabu ma hamatean dohot banua toru tubagasan laut api i. I ma hamatean na paduahon; laut api i do i.
15.  Manang ise na so jumpang tarsurat di buku hangoluan i, i ma didabu tubagasan laut api i.
________________________________________________________
Hukuman yang terakhir
11.  Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.

12.  Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

13.  Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. 

14.  Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.

15.  Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.




Allah yang menghakimi ayat 11 – 12
Manusia yang dihakimi ayat 13
Keadaan Akhir ayat 14-15

Yohanes dibuang ke Pulau Patmos oleh Pemerintah Romawi yang saat itu dipimpin kaisar Domitianus. Patmos adalah pulau kecil merupakan bagian dari Yunani sekitar 80 km sebelah barat daya kota Efesus. Pulau yang banyak batu karang, tergolong pulau mati yang tidak ada rumah tempat tinggal, dan pulau tanpa penghuni tetap. Siapapun yang dibuang ke pulau ini biasanya tidak ada yang selamat.

Pembuangan ini merupakan hukuman yang dijatuhkan karena dia memberitakan firman Allah dan bersaksi tentang Yesus Kristus (1:9). Dia hidup terpencil di pulau itu dan tidak dapat kemana-mana, tetapi hatinya damai sejahtera dan imannya bersukacita selalu. Karena Roh Kudus selalu hadir menemaninya.

Ditempat sepi di Pulau Patmos inilah Yohanes menerima penglihatan langsung dari Yesus Kristus, pemandangan rohani yang sangat indah. Kita belajar dari pengalaman Yohanes bahwa ternyata Sukacita dan Damai Sejahtera tidak ditentukan oleh tempat ataupun faktor materi seperti uang, ekonomi, gaji yang tinggi. Tetapi oleh Persekutuan dengan Tuhan, Hubungan yang indah dengan Roh Kudus dan sejauh mana sentuhan Firman Tuhan mengena pada hati dan pikirian serta pergumulan kita.

Perikop kita hari ini yaitu pasal 20 : 11-15 membicarakan bahwa akan terjadi “Hari Penghakiman Terakhir atau sering disebut “Penghakiman Tahta Putih”. Peristiwa ini di dahului oleh beberapa kejadian penting diayat sebelumnya yaitu ayat 5-7 yang menyatakan bahwa penghakiman ini akan terjadi setelah berlangsungnya “Kerajaan 1000 Tahun”, yakni datangnya Yesus Kristus untuk yang kedua kalinya dan setelah iblis, binatang dan si nabi palsu dilemparkan dalam lautan api.

·         Ay.11. menggambarkan kebesaran Allah yang dahsyat. kalau dihadapanNya bumi dan langit akan lenyap, ini menunjukkan betapa besar dan mutlaknya Allah. Dia yang menciptakan dan dia pulalah yang meratakan bumi dan langit seperti bentuknya semula.
·         Ay. 12. menyebutkan “Kitab Kehidupan”. Allah adalah penguasa atas sejarah alam semesta dan manusia. Kitab ini jugalah yang menentukan apakah saya, saudara ikut mewarisi penghakiman akan Ia nyatakan membuktikan bahwa Ia menuntut pertanggngjawaban dari umat-Nya. Ia tahu dan mengenal siapa umat tebusan-Nya.
ini sesuai dengan isi Mazmur 28: 4 “Ganjarlah mereka menurut perbuatan mereka yang jahat, ganjarlah mereka sesuai dengan perbuatan tangan mereka, balaslah kepada mereka apa yang mereka lakukan.
·         Ay.13. menggambarkan bahwa tidak seorangpun yang dapat luput dari penghakiman Allah. kematian dan hades tidak dapat menyembunyikan perbuatan manusia.
·         Ay.14. Allah pasti menaklukan kematian sebagai musuh manusia. dosa dan kematian merupakan kekuatan dasyat di dalam dunia ini, tetapi Allah menaklukan semuanya itu. Ia tahu siapa umat tebusan-Nya.
·         Ay.15. penghakiman terakhir bukan saja sebagai pengakhiran, namun juga sebagai pemisahan. pemisahan antara yang diselamatkan dan yang tidak diselamatkan. pada akhirnya tidak ada kepalsuan, kepura-puraan, kebohongan yang dapat menyembuyikan diri kita dihadapan tahta pengadilan-Nya. Ia tahu siapa umat tebusan sejati dalam Yesus Kristus.

Kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa  "...apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.  Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."  (Galatia 6:7b-8).

     Oleh karena itu, selama kita masih hidup di dunia ini dan memiliki banyak kesempatan, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."  (Galatia 6:9).

Khotbah 1 jam tidak banyak membuat orang takut kepada Tuhan dan Berdoa. Tetapi gempa 1 menit sudah membuat orang berseru dan berdoa kepada Tuhan.

Jangan tunda-tunda waktu lagi untuk berubah sikap sebelum semuanya terlambat dan nasi menjadi bubur, karena waktu terus berjalan maju dan kita tidak bisa memutarnya kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar