Mazmur 40 : 7-11
6 (40-7)
Engkau tidak
berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau
telah membuka
telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau
tuntut.
7 (40-8)
Maka, aku berkata, "Lihat, aku telah datang, dalam gulungan kitab itu
tertulis tentang aku:
8 (40-9) Aku
senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku, Hukum-Mu ada di antara bagian dalam
tubuhku."
9 (40-10)
Aku memberitakan kabar kebenaran di dalam kumpulan yang besar. Lihatlah, aku
tidak menahan bibirku, Engkau tahu, ya TUHAN.
10 (40-11)
Aku tidak menyembunyikan keadilan-Mu di dalam hatiku, aku telah menyatakan
kesetiaan-Mu dan keselamatan-Mu, aku tidak menyembunyikan kasih setia-Mu dan
kebenaran-Mu dari kumpulan yang besar.
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah
tehillim, yang berarti "puji-pujian"; dalam bahasa Yunani, ialah
psalmoi yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau
petik". Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian
Israel
Secara keseluruhan Mazmur 40 ini berjudul doa dan ucapan syukur. Itulah kata kuncinya.
Penggal pertama, ay.2-6. Digambarkan bagaimana Daud berada
pada titik terendah dalam hidupnya. Sudah begitu lama dia menunggu jawaban
Tuhan atas doa-doanya dan ternyata harapan itu berbuah: Tuhan mengunjungi dia dan mendengarkan jeritannya minta tolong. Situasi
hidup pemazmur sedemikian gawatnya sebab ia terjeblos ke alam maut, tetapi
Tuhan menolong dan mengangkat dia dari sana. Lalu Tuhan menempatkan dia di
atas landasan bukit batu; Tuhan mengatur serta mengiringi langkah hidupnya.
Atas dasar pengalaman pembebasan dan penyelamatan itu, pemazmur merumuskan
pandangan filsafat hidup: orang yang percaya kepada Tuhan, akan bahagia. Mau
bukti? Ya, pemazmur itu sendiri. ay.5 ia memberikan ungkapan sisi lain dari
sikap percaya kepada Tuhan. Ungkapan itu ialah tidak berpaling kepada orang angkuh,
atau menyimpang kepada kebohongan. Keangkuhan dan kebohongan adalah antitesis
iman akan Tuhan. Di ay.6, ia merenungkan pengalaman hidup dan sejarah
bangsanya. Dalam sejarah itu ia menyaksikan banyak karya agung penyelamatan
Allah. Dalam hal itu tidak ada yang dapat dibandingkan atau disejajarkan dengan
Tuhan. Tuhan serba melampaui. Kesadaran itulah yang mendorong pemazmur
mewartakan karya agung Allah tetapi serentak ia juga sadar bahwa mulutnya
sendiri tidak memadai untuk mewartakan itu semua karena sangat banyaklah
kebaikan dan karya agung Tuhan.
Penggal kedua, ay.7-9. Daud berbicara tentang teologi
kurban (sembelihan, sajian, bakaran, silih). Semua bentuk kurban manusia tidak
berkenan kepada Allah. Allah tidak menuntut itu semua. Hanya satu yang berkenan
kepada Allah yaitu, melakukan firman Tuhan (ay.8-9).
Ayat 7: Mengapa Allah “tidak berkenan” kepada kepada persembahan Daud? Karena Allah menghendaki ibadah dan ketaatan yang tulus, lebih dari sekedar persembahan korban belaka. Dan ini muncul dari hati yang dalam dan murni. Penulis Surat Ibrani mengutip kata-kata ini, dan dipakai untuk Kristus.
Ibrani 10:5-6 (tentang persembahan yang sempurna)
10:5 Karena itu ketika
Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau
kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa
Engkau tidak berkenan.
membuka telingaku Artinya: membuat pendoa mengerti apa yang dikehendaki Allah. Maz 40:7
menekankan bahwa Tuhan mengutamakan
ketaatan dari ibadah lahiriah. Inilah yang sering dikemukakan para nabi.
Mereka memperingatkan umat Israel terhadap ibadah yang tidak melibatkan hati
mereka, dan terhadap kepercayaan yang sombong seolah-olah kehadiran Allah dalam
baitNya menjamin keselamatan,
Mengingatkan kita bagaimana Saul tidak mengindahkan pesan Allah kepadanya melalui perantaraan
Samuel (1 Samuel 15 : 18-22).
15:18 TUHAN telah
menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa
itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan
mereka.
15:19 Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN?
Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata
TUHAN?"
15:20 Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang
mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku
dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah
kutumpas.
15:21 Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing
domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu,
untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
15:22 Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan
kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan
suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan
lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada
lemak domba-domba jantan.
Ayat 8: aku
berkata, "Lihat, aku telah datang,
dalam gulungan kitab itu tertulis
tentang aku”. Gulungan Kitab artinya
Kitab Taurat. Dia mengingat salinan Taurat yang diberikan kepadanya ketika
ia dinobatkan sebagai raja. Dan ini menyiratkan tanggung jawab besar yang
diberikan Allah kepadanya. Di sini Daud menyatakan bahwa ia tunduk terhadap
Taurat yang diterimanya itu.
Dan ayat ini di
dalam Perjanjian Baru mengacu kepada
kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk membawa penebusan. Yang bisa kita lihat
di Ibrani 10: 7
10:7 Lalu Aku berkata:
Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk
melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Penggal ketiga, ay.9-11. Ungkapan hati dapat dilakukan dalam berbagai
macam cara. Ada yang mengungkapkan dengan
bernyanyi ketika perasaan hatinya bersukacita atau menangis jika perasaan
hatinya mengalami kesedihan. Yang pasti setiap perasaan yang dialami apapun
itu: baik sedih maupun gembira; "ditunjukkan" dengan berbagai macam
ekspresi perilaku tergantung masing-masing yang mengalaminya.
Pemazmur menyadari dan mengakui akan kebesaran Tuhan. Ungkapan hati
akan keagungan kebesaran Tuhan inilah membuat pemazmur ingin memberitakan
kesetiaan, keselamatan, kasih dan kebenaran-Nya. Tidak ada Tuhan yang memiliki
kebesaran yang begitu nyata.
Pemazmur ingin mengungkapkan rasa kebesaran Tuhan yang dirasakan itu
melalui perbuatan nyata dalam kehidupannya. lnilah wujud syukur sejati yang
terungkap melalui tindakan nyata kehidupan sehari-hari.
Tidak ada artinya jika kebaikan Tuhan hanya untuk diri kita sendiri.
Kita menutup dan membatasi diri untuk membagi setiap kebaikan Tuhan kepada
orang lain. Orang lain tidak mempunyai hak untuk merasakan kebesaran Tuhan.
Namun sesungguhnya, hidup akan lebih bermakna jika diri kita bisa menjadi
saluran dalam menyatakan kebesaran Tuhan kepada sesama di sekitar kita.
Untuk itulah maka program Diakonia yang sudah diprogramkan di Gereja
kita HKBP Laut Dendang menjadi wujud nyata bagaimana kita dapat menyalurkan
berkat kepada siapa saja saudara kita yang perlu untuk dibantu, yang perlu
untuk dikuatkan. Kita tunjukkan Tuhan itu Maha Kasih, Maha Penyayang, Maha
Pemurah bagi setiap jemaatNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar