Silahkan berkunjung dan bergabung ke facebook HKBP Laut Dendang di FB-HKBPLD. Anda akan mendapatkan firman Tuhan setiap harinya berdasarkan Almanak HKBP dan juga ke Youtube HKBP Laut Dendang di Youtube-HKBPLD berita terkini seputar Gereja HKBP Laut Dendang. Semoga Blog, Facebook dan Youtube HKBP Laut Dendang ini bermanfaat. Dan bisa menjadi berkat bagi kita semua. Amin

Selasa, 24 September 2019

Doa dan Ucapan Syukur Daud

Mazmur 40 : 7-11
6 (40-7) Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.
7 (40-8) Maka, aku berkata, "Lihat, aku telah datang, dalam gulungan kitab itu tertulis tentang aku:
8 (40-9) Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku, Hukum-Mu ada di antara bagian dalam tubuhku."
9 (40-10) Aku memberitakan kabar kebenaran di dalam kumpulan yang besar. Lihatlah, aku tidak menahan bibirku, Engkau tahu, ya TUHAN.
10 (40-11) Aku tidak menyembunyikan keadilan-Mu di dalam hatiku, aku telah menyatakan kesetiaan-Mu dan keselamatan-Mu, aku tidak menyembunyikan kasih setia-Mu dan kebenaran-Mu dari kumpulan yang besar.

Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah tehillim, yang berarti "puji-pujian"; dalam bahasa Yunani, ialah psalmoi yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik". Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel

Secara keseluruhan Mazmur 40 ini berjudul doa dan ucapan syukur. Itulah kata kuncinya.
Penggal pertama, ay.2-6. Digambarkan bagaimana Daud berada pada titik terendah dalam hidupnya. Sudah begitu lama dia menunggu jawaban Tuhan atas doa-doanya dan ternyata harapan itu berbuah: Tuhan mengunjungi dia dan mendengarkan jeritannya minta tolong. Situasi hidup pemazmur sedemikian gawatnya sebab ia terjeblos ke alam maut, tetapi Tuhan menolong dan mengangkat dia dari sana. Lalu Tuhan menempatkan dia di atas landasan bukit batu; Tuhan mengatur serta mengiringi langkah hidupnya.


Atas dasar pengalaman pembebasan dan penyelamatan itu, pemazmur merumuskan pandangan filsafat hidup: orang yang percaya kepada Tuhan, akan bahagia. Mau bukti? Ya, pemazmur itu sendiri. ay.5 ia memberikan ungkapan sisi lain dari sikap percaya kepada Tuhan. Ungkapan itu ialah tidak berpaling kepada orang angkuh, atau menyimpang kepada kebohongan. Keangkuhan dan kebohongan adalah antitesis iman akan Tuhan. Di ay.6, ia merenungkan pengalaman hidup dan sejarah bangsanya. Dalam sejarah itu ia menyaksikan banyak karya agung penyelamatan Allah. Dalam hal itu tidak ada yang dapat dibandingkan atau disejajarkan dengan Tuhan. Tuhan serba melampaui. Kesadaran itulah yang mendorong pemazmur mewartakan karya agung Allah tetapi serentak ia juga sadar bahwa mulutnya sendiri tidak memadai untuk mewartakan itu semua karena sangat banyaklah kebaikan dan karya agung Tuhan.

Penggal kedua, ay.7-9. Daud berbicara tentang teologi kurban (sembelihan, sajian, bakaran, silih). Semua bentuk kurban manusia tidak berkenan kepada Allah. Allah tidak menuntut itu semua. Hanya satu yang berkenan kepada Allah yaitu, melakukan firman Tuhan (ay.8-9).

Ayat 7: Mengapa Allah “tidak berkenan” kepada kepada persembahan Daud? Karena Allah menghendaki ibadah dan ketaatan yang tulus, lebih dari sekedar persembahan korban belaka. Dan ini muncul dari hati yang dalam dan murni. Penulis Surat Ibrani mengutip kata-kata ini, dan dipakai untuk Kristus.

Ibrani 10:5-6 (tentang persembahan yang sempurna)

10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.


membuka telingaku Artinya: membuat pendoa mengerti apa yang dikehendaki Allah. Maz 40:7 menekankan bahwa Tuhan mengutamakan ketaatan dari ibadah lahiriah. Inilah yang sering dikemukakan para nabi. Mereka memperingatkan umat Israel terhadap ibadah yang tidak melibatkan hati mereka, dan terhadap kepercayaan yang sombong seolah-olah kehadiran Allah dalam baitNya menjamin keselamatan,

Mengingatkan kita bagaimana Saul tidak mengindahkan pesan Allah kepadanya melalui perantaraan Samuel (1 Samuel 15 : 18-22).
15:18 TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
15:19 Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
15:20 Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
15:21 Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
15:22 Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

Ayat 8: aku berkata, "Lihat, aku telah datang, dalam gulungan kitab itu tertulis tentang aku”. Gulungan Kitab artinya Kitab Taurat. Dia mengingat salinan Taurat yang diberikan kepadanya ketika ia dinobatkan sebagai raja. Dan ini menyiratkan tanggung jawab besar yang diberikan Allah kepadanya. Di sini Daud menyatakan bahwa ia tunduk terhadap Taurat yang diterimanya itu.

Dan ayat ini di dalam Perjanjian Baru mengacu kepada kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk membawa penebusan. Yang bisa kita lihat di Ibrani 10: 7
10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Penggal ketiga, ay.9-11. Ungkapan hati dapat dilakukan dalam berbagai macam cara. Ada yang mengungkapkan dengan bernyanyi ketika perasaan hatinya bersukacita atau menangis jika perasaan hatinya mengalami kesedihan. Yang pasti setiap perasaan yang dialami apapun itu: baik sedih maupun gembira; "ditunjukkan" dengan berbagai macam ekspresi perilaku tergantung masing-masing yang mengalaminya.
Pemazmur menyadari dan mengakui akan kebesaran Tuhan. Ungkapan hati akan keagungan kebesaran Tuhan inilah membuat pemazmur ingin memberitakan kesetiaan, keselamatan, kasih dan kebenaran-Nya. Tidak ada Tuhan yang memiliki kebesaran yang begitu nyata.

Pemazmur ingin mengungkapkan rasa kebesaran Tuhan yang dirasakan itu melalui perbuatan nyata dalam kehidupannya. lnilah wujud syukur sejati yang terungkap melalui tindakan nyata kehidupan sehari-hari.

Tidak ada artinya jika kebaikan Tuhan hanya untuk diri kita sendiri. Kita menutup dan membatasi diri untuk membagi setiap kebaikan Tuhan kepada orang lain. Orang lain tidak mempunyai hak untuk merasakan kebesaran Tuhan. Namun sesungguhnya, hidup akan lebih bermakna jika diri kita bisa menjadi saluran dalam menyatakan kebesaran Tuhan kepada sesama di sekitar kita.

Untuk itulah maka program Diakonia yang sudah diprogramkan di Gereja kita HKBP Laut Dendang menjadi wujud nyata bagaimana kita dapat menyalurkan berkat kepada siapa saja saudara kita yang perlu untuk dibantu, yang perlu untuk dikuatkan. Kita tunjukkan Tuhan itu Maha Kasih, Maha Penyayang, Maha Pemurah bagi setiap jemaatNya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar