Silahkan berkunjung dan bergabung ke facebook HKBP Laut Dendang di FB-HKBPLD. Anda akan mendapatkan firman Tuhan setiap harinya berdasarkan Almanak HKBP dan juga ke Youtube HKBP Laut Dendang di Youtube-HKBPLD berita terkini seputar Gereja HKBP Laut Dendang. Semoga Blog, Facebook dan Youtube HKBP Laut Dendang ini bermanfaat. Dan bisa menjadi berkat bagi kita semua. Amin

Sabtu, 19 Desember 2020


Natal dalam Selimut Pandemi


Natal dalam Selimut PandemiPada tahun 1914, Eropa sedang diselimuti Perang Dunia I yang membawa kehancuran, ratap tangis, dan kesengsaraan. 

Namun, di tengah kemelut itu, sesuatu yang tak terduga terjadi. Menjelang 25 Desember, terjadi gencatan senjata antara dua belah pihak yang baru saja saling menyerang beberapa jam sebelumnya.

Apa alasannya? Untuk pertama kalinya para tentara di palagan sepakat tak saling menyerang dan menurunkan senjata demi merayakan Natal.

Ketika fajar menyingsing di hari Natal, banyak tentara Jerman keluar dari parit persembunyian mereka dan mendekati tentara Sekutu di tanah yang netral. Pasukan Jerman berteriak “Selamat Natal” menggunakan bahasa lawannya. Tentara Sekutu dengan hangat menyambut lawannya dan bertukar senyuman. Perang seolah sirna, meski hanya sementara. Para serdadu yang seharusnya bermusuhan itu saling bertukar hadiah, bernyanyi lagu Natal, bahkan bermain sepakbola. Suara percakapan ramah, gelak tawa, humor, dan nyanyian menggantikan suara tembakan dan hujan mortir di hari-hari sebelumnya. 

Sayangnya momen damai ini tidak berlangsung lama. Segera tatkala para komandan mengetahui “perdamaian” ini, perang kembali berkobar. Meski demikian, betapa secuplik momen Natal mampu memberi pengharapan dan kelegaan kepada para tentara di tengah perang akbar sekalipun. 

Natal di Masa Pandemi

Natal tahun 2020 jelas berbeda dengan Natal tahun 1914, ketika jutaan orang meninggal akibat perang. Pada tahun 2020 ini kita menyaksikan lebih dari 1,2 juta jiwa (dan terus bertambah) terenggut karena musuh yang tak kasat mata: virus COVID-19. Menjelang akhir tahun ini, virus tersebut telah menelan lebih dari 17.000 jiwa di Indonesia dan belum menampakkan tanda-tanda akan mereda.

Pandemi ini sudah mengusik, bahkan merusak banyak aspek dalam kehidupan kita, seperti kerugian ekonomi, kehilangan pekerjaan, putusnya relasi sosial, terhentinya kegiatan ibadah, pelayanan, hingga terenggutnya nyawa. 

Dampak pandemi juga membuat banyak dari warga gereja mengalami gangguan kesehatan mental. Survei dari Komisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PGI pada 6-13 Juni 2020 menunjukkan 73.1% responden mengalami depresi ringan, 21.9% mengalami gejala depresi sedang, 3.5% terindikasi depresi cukup serius, dan 1.5% menderita depresi serius. 

Situasi seperti ini mungkin membuat kita lelah dan menjerit kepada Tuhan, “Berapa lama lagi pandemi ini, Tuhan?” Jeritan ini mengingatkan kita pada keluh kesah Daud dalam Mazmur 13, ketika ia berteriak dengan nada putus asa, “Berapa lama lagi, TUHAN?” Bahkan, Daud meneriakkan pertanyaan itu sampai empat kali (Mazmur 13:2-3). 

Terang bagi Kesuraman

Daud merasa begitu putus asa. Ayat 2 dan 3 mencantumkan tiga alasan Daud berputus asa. Pertama, ia merasa Tuhan melupakan dan menyembunyikan wajah-Nya. Kedua, karena itu, ia khawatir dan bersedih hati sepanjang hari. Ketiga, musuh-musuh meninggikan diri atas dirinya. Situasi yang dihadapi Daud tentu tidak mudah. 

Apakah Anda juga merasa seperti Daud yang putus asa? Saat ini, di masa pandemi, mungkin ada dari kita yang merasa Tuhan melupakan dan menyembunyikan wajah-Nya terhadap umat manusia, termasuk kita. Membaca mazmur ini seperti melihat diri sendiri dalam posisi yang sama. 

Rasanya kita lebih mampu menanggung masalah, bahkan penderitaan besar, jika kita tahu kapan itu akan berakhir. Namun, bagaimana jika masalah itu tak kunjung reda? 

Dalam Natal yang masih diselimuti pandemi tahun ini, Kitab Suci mengundang kita berdoa seperti Daud. Daud meminta agar Tuhan memandang dirinya dan menjawab seruannya, lalu membuat matanya bercahaya (ay.4). Daud sadar, realitas hidup yang sungguh sulit bisa membuat pandangan mata batinnya berkabut dan gelap. Oleh sebab itu, ia berseru kepada Tuhan, “Buatlah mataku bercahaya!”

Kita membutuhkan anugerah Tuhan menyinari mata hati kita supaya kerohanian kita tidak tertidur dan mati.

Bukankah kita juga membutuhkan terang Tuhan menyinari mata hati kita dan memberi kita hikmat serta pengetahuan-Nya? Rasul Paulus mengetahui pentingnya mata kita diterangi oleh Tuhan. Inilah yang didoakannya untuk jemaat di Efesus, “supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus” (Efesus 1:18).

Kita membutuhkan anugerah Tuhan menyinari mata hati kita supaya kerohanian kita tidak tertidur dan mati (ay.3). Mata batin kita memerlukan terang hikmat-Nya. Untuk itulah Paulus mendorong jemaat di Efesus, “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu” (Efesus 5:14). 

Kesulitan yang dihadapi di masa pandemi ini rentan membuat pandangan mata rohani kita menjadi kabur dan secara perlahan membuat kerohanian kita layu. Namun, kita tidak boleh membiarkannya demikian. 

Mari belajar dari Daud. Apa yang ia lakukan? Daud berseru kepada Tuhan, “Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku” (ay.6). 

Suatu keputusan rohani yang bijak! Sekalipun keadaannya membuat Daud berseru memohon kelepasan dari Tuhan, ia berkomitmen untuk tetap percaya dan bersorak-sorai karena penyelamatan Tuhan. Kiranya Mazmur 13:6 dapat menjadi kunci kebangunan rohani kita di masa sulit sekarang ini. 

Meski hidup kita tidak mudah, Allah tetap setia dan tidak pernah meninggalkan kita (Ibrani 13:5b). Dia mengizinkan kita berseru dan berkeluh-kesah apa adanya kepada-Nya. Dia tahu segala yang kita alami. Yesus Kristus, yang kedatangan-Nya kita rayakan di hari Natal, pernah mengalami kemiskinan, penderitaan, pengkhianatan, dan dipermalukan, seperti yang dialami oleh banyak dari kita. Dia, yang rela menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, sekarang pun berdoa bagi kita serta ikut menderita bersama kita di masa pandemi ini. Karena Kristus, kita dapat tetap memiliki kelegaan dan kebersamaan, layaknya para tentara dalam perang masa silam, sembari mengingat kelahiran-Nya dan pengharapan yang dibawa-Nya bagi umat manusia. 

https://santapanrohani.org/article/natal-dalam-selimut-pandemi/

Sabtu, 03 Oktober 2020

3 Aspek Dalam Diri Manusia

 


Ada 3 aspek dalam diri manusia: Tubuh, Jiwa dan Roh.

1.Tubuh (Daging) : unsur lahiriah manusia, unsur daging yang dapat dilihat, didengar, disentuh, dan sebagainya.
2.Jiwa (Pikiran, Kehendak dan Perasaan) : unsur batiniah manusia yang tidak dapat dilihat.
3.Roh : Nafas yang dihembuskan oleh Allah ke dalam manusia dan kembali kepada Allah. Roh adalah sifat alami manusia yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Allah, yang juga adalah Roh.

Tubuh makanannya: Nasi ;
Jiwa makanannya: Hiburan ;

Roh makanannya: Firman Tuhan

Tubuh dikuasai oleh Jiwa, Jiwa dikuasai oleh Roh. Ini urutan yang benar agar hidup sesuai kehendak Tuhan.

Jika roh mu dikuasai oleh jiwa, maka berantakanlah hidupmu.

Banyak orang yang mau mendapatkan SOLUSI atas permasalahan hidupnya TANPA mau mencari tahu terlebih dulu apa AKAR PERMASALAHANNYA

Seharusnya, temukan akar permasalahannya dulu agar bisa diperbaiki, dipulihkan.

Terkadang masalah muncul karena membiarkan jiwa menguasai roh. Sehingga selalu memaksakan untuk memenuhi keinginan mata, keinginan hati. Padahal kalo Roh menguasai jiwa, kita akan memperoleh hikmat dari Tuhan, tahu apa yang harus dan apa yang tidak perlu.

Bagaimana mengetahui seseorang dikuasai oleh jiwa atau roh?
Bisa dilihat dari perbuatannya. Dilihat dari buah yang dihasilkan dari hidupnya.

Orang yang jiwanya dikuasai oleh roh, akan memunculkan buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Galatia 5: 22-23
Ada penguasaan diri. Jadi ketika jiwa ingin memiliki ini itu, roh akan memberikan kita kemampuan untuk menguasai diri.

Jadi yang manakah selama ini ada dalam dirimu:
Jiwa menguasai Roh? Atau Roh menguasai Jiwa? Tergantung yang mana yg paling banyak kamu kasih makan.

Jika setiap hari kamu baca, renungkan dan lakukan firman Tuhan, maka rohmu akan kuat. Pikiran, kehendak, perasaan (jiwa) akan tunduk pada keinginan Roh. Hidupmu akan bahagia dan terlepas dari jerat.

Tapi, jika jiwa yg selalu kamu beri makan, hanya memberikan hiburan untuk dirimu, maka jiwa akan menjeratmu dgn keinginan keinginan yg tidak akan pernah puas dan tidak akan pernah cukup sepanjang hidupmu.

Jiwa isi doanya: Tuhan, berikanlah saya rumah yang baru, mobil yang baru, jodoh dst

Roh isi doanya: Tuhan, berikanlah saya hati yang sabar dalam menghadapi segala sesuatu, berikanlah saya hikmat agar saya bisa membedakan mana yang menjadi kehendak Tuhan dan yang bukan, bijak dalam mengelola segala sesuatu yang Tuhan percayakan dalam hidup saya, memiliki penguasaan diri, jadikanlah saya pribadi yang berkenan di hati Tuhan.

Hendaknya kita ingat hal ini:
Tubuh dikuasai oleh Jiwa, Jiwa dikuasai oleh Roh. Inilah urutan yang benar agar hidup sesuai kehendak Tuhan.

Selamat hari minggu. Tuhan Yesus memberkati

Sabtu, 15 Agustus 2020

Merdeka: MERangkul DEngan KAsih

 

Merdeka: MERangkul DEngan KAsih  

Khotbah Ibadah HUT Kemerdekaan RI Ke-75 | 17 Agustus 2020


Bacaan 1         :  Kejadian 43 : 1 – 34
Bacaan 2         : 
Kisah Para Rasul 15 : 1 – 21
Tema Liturgis : 
Hidup Menurut Jalan Yang Ditunjukkan Tuhan”
Tema Khotbah: 
MERDEKA  : “MERangkul DEngan KAsih”

Kejadian 43 : 1 – 34
Yakub meminta anak-anaknya kembali ke Mesir untuk membeli bahan makanan (1-3). Tetapi, di pasal sebelumnya kita tahu, Yusuf tidak mengizinkan mereka kembali kecuali membawa Benyamin. Dalam hal ini, Yakub merasa berat hati mengizinkan mereka membawa Si Bungsu (6). Dia sepertinya tidak mau mengulang tragedi kehilangan anak lagi (14b). Tetapi, Yehuda menjadikan dirinya sebagai jaminan (9). Dia meyakinkan Yakub akan membawa Benyamin pulang kembali. Akhirnya, Yakub menyerah dan mengizinkan mereka membawa Benyamin ditambah persembahan dan upeti untuk memohonkan belas kasihan pemimpin Mesir itu.

Saudara-saudaranya membenci Yusuf karena iri. Mereka cemburu dengan segala keistimewaan yang didapatkannya. Sekian lama waktu berselang, Yusuf ingin melihat apakah iri hati itu masih ada didalam  hati saudara-saudaranya? Ketika tiba di Mesir, mereka dibawa ke rumah Yusuf untuk ikut perjamuan makan bersama. Dalam perjamuan, ia sengaja memberikan porsi lima kali lebih banyak kepada Benyamin (34). Yusuf ingin mengetahui apakah saudara-saudaranya akan menjadi iri dan membenci Benyamin, sama seperti mereka dahulu membencinya karena berbagai hak spesial yang diperolehnya. Dan saudara-saudara Yusuf sepertinya sudah berubah.

Kisah Para Rasul 15 : 1 – 21
Karya pelayanan Paulus dan Barnabas di Antiokhia, sesudah perjalanan pertama dalam mengabarkan Injil, terhalang oleh kesukaran-kesukaran yang besar. Kesukaran-kesukaran itu bukanlah datang dari pihak kaum Yahudi yang tak mau percaya kepada Tuhan Yesus, melainkan justru dari pihak orang-orang Yahudi, yang sudah menjadi Kristen.

Diduga bahwa mereka inipun seperti yang disebutkan dalam ayat 5, berasal dari golongan Farisi yang terkenal itu. Sengaja mereka datang dari Yudea ke Antiokhia, untuk mengubah pikiran jemaat di tempat itu, mengenai sesuatu pokok tertentu. Pokok ini adalah tentang sunat. Orang-orang Kristen dari Yudea ini, bukanlah tak menyetujui adanya penerimaan jemaat Antiokhia terhadap orang-orang Kristen non-Yahudi sesudah melalui baptisan, tetapi mereka menuntut dengan tak bersyarat, berlakunya sunat terhadap orang-orang Kristen non-Yahudi yang bertobat ini menurut hukum-hukum Musa. Mereka tak menyangkal kuasa pengorbanan Yesus Kristus untuk pengampunan dosa, tetapi mereka yakin bahwa hanya dengan jalan penyunatan, Kristus menganugerahkan keselamatan yang daripada-Nya kepada orang-orang percaya.

Benang Merah Tiga Bacaan  :
Dua sumber dalam bacaan mengajak kita untuk merangkul orang lain dengan kasih, dengan latar belakangnya masing-masing.

Pendahuluan
Tema kita hari ini merangkul dengan kasih, kepanjangan dari kata MERDEKA. Merdeka!!!(Pekik 3 kali). 

Saudaraku, hari ini kita memperingati Hari Ulang Tahun Ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia. Kita yang hidup sekarang ini, bukan eranya perang dengan memanggul senjata tajam atau senapan, tetapi era kita sekarang ini adalah era mengisi kemerdekaan. Kalau pun perang, bukanlah perang menghancurkan orang lain yang kita anggap sebagai musuh, tetapi menghancurkan godaan dalam diri kita untuk kemudian merangkul yang lainnya, bahkan yang kita anggap sebagai musuh sekalipun, sehingga kita benar-benar menjadi orang merdeka. Lantas, nilai-nilai hidup seperti  apa yang bisa kita kembangkan dalam mengisi kemerdekaan sebagai anak-anak Tuhan?

Isi
Saudara, dalam bacaan pertama kali ini mengetengahkan bagaimana Yusuf mempunyai semangat mengampuni dan merangkul saudara-saudaranya ke dalam pelukan sebagai keluarga. Yusuf tidak menganggap saudara-saudaranya sebagai musuh yang layak untuk dijadikan ajang balas dendam. Kalaupun ingin membalas dendam, Yusuf bisa dan sangat mungkin, dengan alasan:

Pertama, secara manusiawi sangat sah bagi Yusuf untuk jengkel serta marah kepada saudaranya yang sudah mengkhianatinya sebagai saudara dengan berupaya meniadakan dirinya dengan cara memasukkannya ke sumur kosong yang tidak berair (Kej. 37:24). Kalau kita teropong dengan aturan menurut sistem hukum di Indonesia hari ini, tindakan saudara-saudara Yusuf bisa kena pasal berlapis dalam KUHP antara lain: Pasal tentang perundungan (Pasal 156, 157, dan 170), pasal penghinaan (310), dan/atau dapat pula terkena pasal penganiayaan (351 sampai 358). Juga bisa dikenakan pasal tentang human traficking/perdagangan manusia (pasal 297) karena saudara-saudara Yusuf pada akhirnya menjual Yusuf kepada saudagar Midian dengan harga dua puluh syikal perak (Kej. 37:28) atau setara 228 gram perak,  tidak lebih dari dua juta rupiah. Murah sekali. Mereka tidak fokus pada motif ekonomi untuk menjual Yusuf, namun lebih pada motif kecemburuan dan kebencian mereka (saudara-saudaranya) yang lebih tinggi dibandingkan nilai nominal uang. Motif mereka, asal Yusuf tiada, beres sudah. Dapat nilai jual sedikit tidak masalah, yang penting Yusuf tidak ada lagi bersama mereka.

Kedua, Yusuf sekarang sudah menjadi penguasa di Mesir. Secara politik kekuasaan dan politik ekonomi, Yusuf lebih kuat, dan pada saat itulah saudara-saudaranya datang kepadanya untuk memohon belas kasihan demi kelangs

ungan hidup. Sah bagi Yusuf untuk menggunakan kekuasannya sebagai ajang balas dendam. Tapi itu tidak dilakukan Yusuf. Yusuf menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk merangkul, bukan memukul. Tak mudah bagi orang yang punya narasi masa lalu yang kelam, seperti Yusuf untuk mengampuni dan merangkul. Orang terkadang bisa mengampuni, tapi terkadang sulit melupakan peristiwanya lalu menggoda orang untuk sakit hati kembali. Yusuf memang tidak serta merta lupa akan kisah hidupnya yang pernah dikhianati saudara-saudaranya. Namun kalaupun peristiwa itu diingat, hal itu digunakan oleh Yusuf untuk melihat bagaimana Allah menuntun dan memelihara keluarganya (Kej. 45:5-8). Yusuf dapat dikatakan adalah salah satu orang yang paripurna pada masanya.

Saudaraku, tidak mudah untuk merangkul, termasuk orang-orang yang mengaku dan merasa sudah diselamatkan pun tidak mudah untuk merangkul. Seperti bacaan kedua mengisahkan bagaimana pekerjaan Paulus dan Barnabas di Antiokhia, sesudah perjalanan pertama dalam mengabarkan Injil, terhalang oleh kesukaran-kesukaran yang besar. Kesukaran-kesukaran itu bukanlah datang dari pihak kaum Yahudi yang tak mau percaya kepada Tuhan Yesus, melainkan justru dari pihak orang-orang Yahudi, yang sudah menjadi Kristen.

Orang-orang dari golongan Farisi sengaja datang dari Yudea ke Antiokhia, untuk mengubah pikiran jemaat di tempat itu, mengenai sunat. Orang-orang Kristen dari Yudea ini memutlakkan sunat. Mereka tak menyangkal kuasa pengorbanan Yesus Kristus untuk pengampunan dosa, tetapi mereka yakin bahwa hanya dengan jalan penyunatan, Kristus menganugerahkan keselamatan. Ruang ‘Kristus’ yang penuh anugerah, menjadi ruang yang bersyarat. Menurut mereka (orang-orang Farisi, yang telah menjadi percaya itu) setelah dibaptis, untuk beroleh keselamatan mereka juga harus disunat seperti hukum Musa (Kis. Rasul 15:5). Mereka sesungguhnya adalah orang-orang yang dirangkul Kristus untuk beroleh keselamatan, tetapi kemudian mereka memasang kuk, kepada sesamanya dan memutlakkan kuk itu.

Penutup
Kedua bacaan kita hari ini mengajak kita berefleksi untuk menjadi orang-orang yang merdeka. Merdeka dari kebencian, merdeka dari iri dengki, merdeka dari kekecewaan, merdeka dari melihat narasi masa lalu secara negatif dan buruk, tetapi masa lalu kita yang buruk sekalipun, dapat kita pahami sebagai cara Tuhan untuk memelihara dan menuntun kita. Karena MERDEKA adalah MERangkul DEngan Kasih, seperti Tuhan Yesus merangkul serta mengasihi kita. MERDEKA!!! Amin.

Rabu, 20 Mei 2020

Tata Ibadah Partangiangan_Rabu 20 Mei 2020


1.     PEMBUKAAN:
P :  Saudara-saudara yag dikasihi Tuhan, pada hari ini kita berkumpul di rumah kita untuk memperingati Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga. Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 14 : 1 – 3, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”    Di dalam sukacita dari Tuhan kita bernyanyi.
2.     BERNYANYI BE. No. 97 : 1 – 3   “PATIMBUL BE MA SANGAP”        (Ayat 3 berdiri)
3.     DOA PEMBUKAAN (P: Pemimpin; K: Keluarga)
P :   Kita berkumpul di ibadah ini untuk memanjatkan doa kepada Allah Bapa, Anak Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus agar kasih dan setia-Nya tetap menyertai kita. Amin. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhtaKu, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan BapaKu di atas takhtaNya. Haleluya.
K :   (Menyanyikan) Haleluya….Haleluya … Haleluya.
P :  Marilah kita berdoa: Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa yang Mahamulia, yang naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Berilah kami Roh Kudus untuk mengajar kami. Berikanlah kami gembala yang setia kepada FirmanMu dan kuatkanlah mereka melakukan pekerjaannya agar kuasa melawan si jahat, supaya kerajaanMu semakin tersebar dan berkembang di dunia ini hingga seluruh musuhMu tunduk dan takluk di bawah kakiMu. Karuniakanlah kami kemenangan atas dosa dan kuasa maut, di dalam Engkau yang Hidup Tuhan dan Juruselamat kami.Amin
4.     BERNYANYI BE NO. 99 : 1 + 2     “O TONDI PARBADIA I, BONGOTI”
5.     HUKUM TUHAN (P: Pemimpin; S: Semua)
P    : Hukum Tuhan bagi kita pada Peringatan Hari Kenaikan Tuhan Yesus hari ini, tertulis dalam Ibrani 10 : 23 – 24. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Marilah kita meminta kekuatan Tuhan untuk melakukan sesuai dengan hukumNya.
S :   Ya Tuhan Allah, kuatkanlah kami melakukan yang sesuai dengan hukumMu. Amin
6.     BERNYANYI BE.NO. 182 : 1 + 2   “ HAHOLONGAN NA BADIA”               (Ayat 2 berdiri)
7.     PENGAKUAN DOSA – JANJI PENGAMPUNAN DOSA
P :  Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa yang Mahamulia, yang naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Allah telah mengangkat Engkau menjadi Raja atas segala sesuatu.Engkau telah merendahkan diriMu serendah-rendahnya, kemudian Engkau menjadi lebih tinggi di atas segala sesuatu dan menerima Nama yang terindah atas segala Nama, dan supaya semua orang bertekuk lutut menyembah Engkau, dan segala lidah mengaku, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Engkau telah membuka jalan ke sorga, menjadi Imam Besar bagi kami untuk selama-lamanya.Sekarang kami datang ke hadapanMu mengandalkan pengasihanMu.Janganlah tolak kami dari hadapanMu, kasihanilah kami dan dengarkanlah doa kami.
K : Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa yang Mahamulia, kasihanilah kami.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa yang Mahamulia.  Kami bersukacita, karena Engkau telah menang dan menjadi Raja atas segala sesuatu.Namun kami mengingat penderitaan bumi ini yang diakibatkan pandemic Covid-19 yang sedang kami hadapi sekarang ini.Kasihanilah kami dan segeralah kiranya berlalu pandemic Covid-19 ini.Sudah banyak yang menderita dan berkesusahan.Kuatkanlah kami supaya bersatu untuk saling menopang dan saling menolong sehingga tidak ada satu pun yang putus asa.Karena kalau kami saling menopang adalah bukti bahwa kami ikut memberitakan Injil sebagaimana Tuhan Yesus mengutus kami sebelum naik ke sorga yaitu supaya kami memberitakan Injil ke segala mahluk.
K : Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa yang Mahamulia, kasihanilah kami.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa yang Mahamulia. Berkatilahlah GerejaMu selama di dunia ini.Walaupun GerejaMu menghadapi kesusahan karena pandemic Covid-19 ini namun tetap teguh untuk pergi memberitakan InjilMu.Pakailah GerejaMu menjadi saluran berkat kepada sekitar, terhadap yang berkekurangan dan berkesusahan.Berkatilah dan kuatkanlah para pelayan di gerejaMu.Anugerahkan kepada mereka kuat kuasa dari surga, sehingga walaupun sedang menghadapi kesusahan sekarang ini, pelayanan mereka terhadap jemaat semakin diberkati dan agar namaMu dipermuliakan di dunia ini.Teguhkanlah iman jemaatMu di mana pun berada.Kalau pun harus menghadapi penderitaan saat ini, Engkau tetap menguatkan kami dan mereka dengan pengasihanMu.
K : Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa yang Mahamulia, kasihanilah kami.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa yang Mahamulia. Lindungi dan anugerahkan kebijaksanaan kepada Pemerintah dan pemimpin Negara kami.Berikan kepada mereka anugerah dari surga supaya mereka penuh dengan hikmat untuk melayankan yang terbaik terhadap rakyat terlabih di dalam menghadapi pandemic Covid-19 ini.Kasihanilah paramedis, pelihara dan sertailah mereka di dalam pekerjaan dan pelayanan mereka supaya tidak ada yang putus asa karena beratnya pekerjaan mereka.Dengarkanlah keluhan-keluhan kami dan keluhan mereka ya Tuhan Yesus Kristus, yang telah naik ke surga dan yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
K : Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Bapa Mahamulia, kasihani dan ampunilah dosa kami.
P : Ya Tuhan Allah Bapa Tuhan kami Yesus Kristus. Engkaulah Allah, Yang Mahakuasa pencipta segala sesuatu. Engkau adalah adil menghakimi semua orang.Kami datang kehadapanMu mengaku segala dosa kami yang kami lakukan karena melanggar hukumMu, baik melalui perkataan kami yang tidak benar, maupun karena nafsu keinginan duniawi yang selalu mempengaruhi kami.Kami patut mendapat murka Tuhan, akibat dosa kami itu.Tetapi Engkau adalah Tuhan Pengasih dan Penyayang.Kasihanilah kami ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahan kami di dalam AnakMu Tuhan Yesus Kristus.Karuniakanlah kami Roh Kudus, agar kami setia mengikuti Engkau di dalam Kebenaran dan Kekudusan dan memperoleh hidup yang kekal yang Tuhan janjikan bagi setiap orang percaya kepada AnakMu Yesus Kristus dan Juruselamat kami. Janji Tuhan akan keampunan dosa-dosa kita: Kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan Takhta Yang Mahabesar di surga. Karena itu Ia sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi. Amen.
8.     BERNYANYI BE NO. 458 : 1 + 3    “BARITA NA UMULI”
9.     EPISTEL : IBRANI 11 : 1 – 6  
P : Firman Tuhan yang menjadi Epistel bagi kita pada Peringatan Kenaikan Tuhan Yesus hari ini, tertulis dalam Ibrani 11: 1 – 6 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
K :  Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
P :  Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
K :  Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.
P :  Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Demikian Firman Tuhan: Berbahagialah orang yang mendengarkan Firman Allah serta memeliharanya. Amin.
10.  BERNYANYI BE. NO. 541 : 1        “NA MULAK JESUS I”                      (Ayat 1 Berdiri)
11.  PENGAKUAN IMAN RASULI  (P           : Marilah kita bersama-sama mengaku iman kepercayaan kita, sebagaimana teman-teman seiman di seluruh dunia. Kita bersama-sama mengucapkannya:
12.  DOA SYAFAAT   - WARTA JEMAAT (Lihat Lampiran)
13.  BERNYANYI BE. 522 : 1    “SURGO I SAMBULONTA DO I”
14.  KHOTBAH : MARKUS 16 : 15 – 20   (Dibuka dengan Doa; lalu membaca Nats)
Setiap kali kita tiba pada Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus, kesan dan perasaan apa yang terdapat dalam diri kita? Boleh jadi, sebagian dari kita merasa kagum dan penuh sukacita, merasa jiwa dan roh kita ikut membubung ke angkasa bersama Tuhan Yesus sambil berharap tak usah kembali ke dunia yang ruwet ini. Tetapi, mungkin banyak juga dari antara kita yang tidak lagi merasakan apa-apa, karena sudah berulangkali memperingati dan merayakannya. Toh, dunia ini tetap seperti sekarang, bahkan semakin ruwet dan membuat kita lelah diakibatkan pandemic Covid19 ini. Mungkin kita tidak lagi terlalu peduli atau mempersoalkan dengan cara bagaimana Tuhan Yesus membubung naik ke Surga, karena sekarang banyak film yang bias menggambarkan orang melesat ke langit (Superman), yang membuat kita tidak terlalu terkesima melihat hal itu.
Apa dan bagaimana pun kesan dan perasaan kita ketika tiba pada hari Peringatan dan Perayaan Kenaikan Tuhan Yesus ini, toh, ada sejumlah pesan yang perlu disampaikan dan disegarkan ulang kepada kita. Pertama: angka 40; Tuhan Yesus naik ke Surga 40 hari setelah kebangkitan-Nya. Kedua: Tuhan Yesus naik ke Surga karena Ia sudah menyelesaikan tugas-Nya di dunia ini. Ia telah memberitakan Injil Kerajaan Allah tentang keselamatan, damai sejahtera, dan hidup kekal. Ia telah mengajarkan serta memperlihatkan kasih saying melalui pertolongan bagi banyak orang yang menderita; Ia telah memperlihatkan kebesaran kuasa-Nya melalui berbagai peristiwa mujizat; ia telah mati dan bngkit demi untuk mengalahkan kuasa dosa dan menyelamatkan kita. Pendek kata, dalam masa hidupNya dan kehadiran-Nya sebagai manusia, yang relative singkat, hanya 33 tahun, ia telah melakukan banyak pekerjaan besar. Kalau kelak Ia dating kembali, tinggal satu hal yang Ia kerjakan: menhakimi umat manusia, menentukan siapa yang akan menikmati hidup kekal, siapa yang menjalani maut kekal. Ketiga: Ia hendak member kesempatan kepada para murid dan pengikut-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya: pergi ke seluruh dunia, memberitakan Injil kepada segala mahluk, mengusir setan demi nama Tuhan Yesus, menyembuhkan orang sakit. “Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Demikian amanat perpisahan dan penugasan Tuhan Yesus sebelum Ia naik ke Surga. Itulah sebabnya, ketika Tuhan Yesus naik ke Surga dan para murid asyik menatap langit, malaikat Tuhan mengingatkan mereka: “Hai, orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Dengan kata lain: jangan hanya asyik menatap ke atas; arahkanlah pandanganmu ke depan, ke bumi ini, karena ke situlah Tuhan Yesus mengutus kamu!
Amanat pengutusan ini, begitu juga peringatan yang disampaikan malaikat, juga berlaku buat kita. Kita boleh saja kagum membayangkan atau menyaksikan dengan mata iman kita peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ini. Tetapi, jangan berlama-lama, karena Tuhan telah member kepercayaan dan tugas besar kepada kita. Kita sudah berulang kali mendengar amanat pengutusan ini. Karena itu, pada kesempatan yang indah ini patutlah kita menjawab pertanyaan: apakah yang sudah kulakukan untuk memenuhi amanat Tuhan ini? Ke mana saja aku sudah memberitakan Injil? Siapa saja yang sudah kusembuhkan, tidak hanya tubuh atau jasmaninya, melainkan jiwa dan rohnya? Setan mana saja yang sudah kuusir atau kutengking? Jangan-jangan justru di dalam diriku bermukim banyak setan? Kembali kita diingatkan melalui Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga yang memberi tugas untik memberitakan Injil kepada seluruh bumi, mari kita mulai dari keluarga, yang merupakan jemaat terkecil. Pemberitaan Injil selalu hadir di masa pandemic Covid19 ini, meskipun kita tidak dapat beribadah di Gereja. Tetapi, Gereja itu telah hadir dalam rumah tangga kita masing-masing ketika 12 kali kita melakukan Ibadah di rumah, bersama dengan seluruh keluarga; dimana Orangtua menjadi Imam memimpin Ibadah tersebut, bernyanyi bersama, menaikkan doa secara bersama dan membaca Alkitab bersama. Pemberitaan Injil itu tidak pernah terhenti meskipun penuh dengan tantangan dan pergumulan karena kita terus memohon kepada Tuhan agar berkenan memakai kita di dalam segala kelemahan dan kesakitan kita untuk tetap memberitakan Injil. Dunia kita di satu sisi memang memperilhatkan banyak kemajuan. Banyak dari kita juga ikut senang menikmati kemajuan itu, yang membuat kita tidak merasa perlu ikut menatap ke langit, atau bahkan berharap agar Tuhan Yesus tidak segera kembali. Namun, di sisi lain banyak orang menderita, banyak yang belum menerima Injil atau belum mengalami kasih saying Tuhan. Tuhan kembali menyampaikan amanat-Nya kepada kita: pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injl kepada segala makhluk. Injil Markus ini diakhiri dengan kesaksian dan pernyataan: “Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” Ini senada dengan jaminan Tuhan Yesus pada penutup Injil Matius: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Jaminan ini tidak hanya berlaku bagi para murid dan pengikut Yesus di masa lalu, melainkan juga bagi kita kini. Karena itu, pergilah! Tuhan Menyertai. AMIN (Ditutup doa)                                                                  
15.  BERNYANYI BE NO. 670 : 1 …..  “TARBEGE SOARA NA JOUJOU”             (Papungu Pelean)
16.  DOA PERSEMBAHAN
P :  Marilah kita mendoakan persembahan kita: Ya Tuhan Allah sumber segala berkat. Sungguh banyak berkat yang kami peroleh dari pengasihanMu. Kami mengucapkan terima kasih karena itu dan sekarang kami mau menyerahkan persembahan kami ini ke hadapanMu. Terimalah persembahan kami ini menjadi persembahan yang harum di hadapanMu. Berkatilah kami dan pekerjaan kami dan ajarilah kami agar selalu bersyukur melalui sikap dan perbuatan kami. Bukakan hati kami supaya kami selalu rajin memberikan persembahan kepadaMu, karena kami telah menerima berkat dan anugerahMu di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus. AMiN 
17.  DOA BAPA KAMI (BERSAMA-SAMA)   - PASUPASU (Molo adong Parhalado di bagas i)
18.  Mangendehon: AMEN….AMEN….AMEN.

Sabtu, 07 Maret 2020

Tertib Acara Liturgis HKBP 8 Maret 2020

Minggu Reminiscere

Topik Minggu :
“Kasih Setia Allah pada UmatNya /
Manontong do Asi ni Roha Debata tu BangsoNa”

Kain Altar : Warna Ungu / Violet

Rangkaian Ibadah Minggu Reminiscere
Minggu Pagi 08 Maret 2020 Bahasa Indonesia (9.00 Wib)
Minggu Siang 08 Maret 2020 Bahasa Batak (10.30 Wib)

KJ No. 355 : 1-3

KJ No. 363 : 1-2

HUKUM TAURAT : V-X

KJ No. 353 : 1-2

KJ No. 358 : ()

Epistel : ROMA 5 : 1 – 11

KJ No. 403 : 1,3

KJ No. 376 : 1..

Evangelium : Keluaran 17 : 1-7

KJ No. 425 : 1…