Pentingkah
perlengkapan senjata rohani? Apa perbedaan antara kita menggunakannya
dan tidak? Apakah itu cukup kuat menolong kita berjuang melawan dosa?
Apakah harus menggunakan semuanya? Apa tidak cukup kalau kita
menggunakan sebagian dan tidak menggunakan yang lain? Apa untungnya kita
menggunakan perlengkapan ini?
Terlebih dahulu bacalah Efesus 6:10-20. Anda bisa membacanya di SINI
Perhatikan 2 ayat ini :
-
Ayat 11 “Kenakanlah seluruh senjata Allah supaya kamu dapat bertahan melawan tipu daya Iblis”.
-
Ayat 13 “Sebab itu ambilah seluruh perlengkapan senjata Allah supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada…..”
Ayat 11 menggambarkan tindakan pasif (bertahan) dan ayat 13 menggambarkan tindakan yang aktif (Mengadakan perlawanan). Yang menarik dari kedua ayat itu, baik bertahan maupun mengadakan perlawanan, ternyata Paulus tetap memberi pesan untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Apa artinya? Artinya dalam perjuangan kita melawan kuasa Iblis, aspek bertahan dan menyerang merupakan satu kesatuan. Kita tidak akan bisa menang hanya dengan bertahan. Tapi kita tidak mungkin menang juga hanya dengan menyerang tanpa berpikir untuk bertahan. Dalam peperangan-peperangan, maupun dalam pertandingan olahraga seperti sepakbola, aspek menyerang dan bertahan harus dijalankan bersama jika kita ingin menang.
Untuk
menggunakan seluruh senjata itu dengan benar tentu saja tidak mudah.
Seorang prajurit tentu harus dilatih untuk terbiasa menggunakan pedang
dan perisai. Senjata-senjata itu tidak bisa hanya kita pegang tanpa
melatihnya. Tapi ketika kita berhasil menguasainya, bukan berarti kita
hebat. Kita lihat pada ayat 10 “Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kausa-Nya”. Artinya
tentu saja kemampuan kita adalah di dalam TUHAN. Bukan dalam kekuatan
kita sendiri. Melalui ayat-ayat ini Paulus ingin menjelaskan pada
ayat-ayat selanjutnya begaimana Perlengkapan senjata ini membawa kita pada pengandalan akan TUHAN.
Berikatpinggangkan kebenaran (ayat 14).
Apa maksudnya? Kenapa kebenaran dipakai sebagai ikat pinggang? Apa manfaat ikat pinggang?
-
Menjaga agar pakaian tetap pada posisinya. Bayangkan kalau celana longgar dan tiba2 jatuh? Bukankah itu mempermalukan? Bukan hanya mempermalukan, tapi itu akan sangat mengganggu kita dalam pertempuran. Dari sini bisa diambil kesimpulan, kebenaran membuat sesuatu tetap pada posisi yang seharusnya. Justru ketika kita tidak mengenakan kebenaran, akibatnya bisa saja mempermalukan diri kita sendiri. Ikat pinggang yang tidak terpasang dengan benar, bisa mengacaukan “Baju Zirah”. Dan tentu saja akan menghambat kita dalam peperangan rohani.
-
Berpengaruh pada kerapian/penampilan. Ketika kita mempertahankan kebenaran, itu akan terlihat di mata orang. Pasti orang akan melihat perbedaannya. Dan itu mempengaruhi cara orang memandang diri kita dan memandang Kristus.
-
Memberi rasa nyaman pada pemakai. Seharusnya ketika kita melakukan kebenaran, justru kita merasa nyaman. Karena kita melakukan kehendak yang seharusnya. Dunia saat ini seolah-olah telah terbalik. Ketika kita melakukan yang benar, justru kita dianggap aneh. Bukankah kita sering mendengar istilah “semua orang juga melakukannya”?. Saat ini banyak sekali daerah abu-abu. Akhirnya ketidakbenaran menjadi sesuatu yang lumrah. Misalkan seks bebas menjadi sesuatu yang lumrah. Akibatnya, orang-orang yang berusaha menjaga kekudusan seksualnya seringkali justru merasa “tidak nyaman”, karena kata-kata “semua orang juga melakukannya”. Aneh bukan?
Berbajuzirahkan keadilan (ayat 14)
Apa manfaat Baju Zirah?
Yang
terutama adalah melindungi diri kita dari senjata lawan. Apa kaitannya
dengan keadilan? Apa makna adil? Adil tidak selalu berarti sama untuk
semua orang, tapi lebih tepat masing-masing orang memperoleh sesuai
dengan kapasitas dan kebutuhannya. Apa bahayanya jika kita tidak
melakukan keadilan? Apa dengan tidak melakukan keadilan kita jadi lebih
mudah diserang oleh iblis? Mungkin secara tidak langsung. Kita sebagai
orang Kristen ngomong mengenai keadilan tapi tidak berlaku demikian,
bukankah tidak menjadi kesaksian? Tapi itu dampak tidak langsung.
Mungkin juga dalam arti lain. Ketika kita tidak berlaku adil, memancing
permusuhan diantara orang-orang yang seharusnya kita perlakukan adil.
Akhirnya iblis bisa merusak banyak hal. Contohnya perlakuan yang berbeda
Abraham terhadap Ismail dan Ishak, perlakuan berbeda Ishak terhadap
Esau dan Yakub, perlakuan berbeda Yakub terhadap Yusuf dan
saudara-saudaranya, ternyata berpengaruh, bahkan sampai zaman sekarang.
Dimulai dari ketidakadilan, mengakibatkan permusuhan, bahkan peperangan
turun temurun. Jadi hati-hati terhadap tindakan kita. Karena kita tidak
tahu betapa besar dampak yang bisa dihasilkan dari ketidakadilan.
Ketidakadilan
sangat berpotensi merusak persekutuan Kristen. Itu bisa menjadi titik
lemah bagi serangan iblis untuk mengacaukan semuanya.
Kaki yang berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil Damai Sejahtera (ayat 15)
mungkin
ini yang paling jelas. Kenapa bagian memberitakan injil diumpamakan
sebagai kasut? Dengan kata lain alas kaki? Bayangkan kalau dalam tiap
langkah hidup kita selalu ada jejak-jejak pemberitaan injil itu?
Kaki untuk berjalan. Memberitakan injil membutuhkan keberanian untuk
berjalan. pergi. Tapi kenapa bukan diibaratkan dengan mulut tapi dengan
kaki? Padahal memberitakan injil bisa lewat mulut? Tidak juga. Artinya
jauh lebih dalam ketika diletakan pada kaki. Kemanapun orang Kristen melangkah, seharusnya ada jejak-jejak pemberitaan injil.
Kalau mulut, ada pilihan untuk digunakan atau tidak. Sedangkan kaki?
Pilihannya 1. meninggalkan jejak. Meninggalkan jejak tidak selalu
berarti kita harus berkata-kata tentang Kristus kepada siapapun yang
kita temui. Tapi apakah lewat kehadiran kita orang lain bisa melihat
“jejak Kristus” itu? Apakah ada perbedaan yang akhirnya membuat
orang-orang bertanya-tanya, apa yang menyebabkan kita “berbeda”? Dan
tentu saja akan jadi kesaksian kalau mereka tahu bahwa kita adalah
Kristen. Pengikut Kristus.
Perisai Iman (ayat 16)
“dalam segala keadaaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api si jahat.”
Perisai,
sesuai dengan fungsinya untuk melindungi dari serangan musuh. Iman di
sini ditempatkan sebagai perisai yang mampu melindungi dari serangan
iblis. Bagaimana caranya iman bisa melindungi?Misalnya ketika kita jatuh
dalam dosa, seringkali kita merasa tidak layak untuk datang kepada
TUHAN. Pada kondisi seperti itu iblis bisa saja mengintimidasi kita
untuk tidak datang, dan akhirnya makin jauh dari TUHAN. Tapi ternyata
lebih baik kalau kita tetap datang dan mengakui di hadapan TUHAN, serta
memiliki iman bahwa Dia akan mengampuni kita, disertai komitmen untuk
kembali berjalan pada kehendak-Nya. Tapi apa hanya itu? Itu kondisi
ketika kita sudah jatuh. Coba lihat teladan Kristus. Kenapa Yesus mampu
mengalahkan serangan Iblis? Apa sekedar karena pengetahuan akan firman
TUHAN? Tidak. Pengetahuan akan firman TUHAN memang membantu. Tapi itu
bukan satu-satunya kunci kemenangan Kristus. Kunci kemenangan Kristus
ada pada iman-Nya, sehingga menjadi kuat untuk bertahan atas serangan
iblis. Yesus bertahan dalam iman
Ketopong Keselamatan dan Pedang Roh (Ayat 17-18)
“Dan
terimalah ketopong keselamatan dan Pedang Roh, yaitu Firman Allah,
dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu dengan permohonan yang tak
putus-putusnya untuk segala orang kudus”
apa
fungsi ketopong? Melindungi bagian yang mengontrol segala sesuatu dari
tubuh. Kepala. Apa artinya? Ketika kamu belum mengenakan ketopong itu,
jangan berharap kamu bisa mengontrol dengan baik perilaku tubuhmu dan
keingingan-keinginanmu, karena dosa masih menguasai kita. Artinya dengan
menerima keselamatan dalam Kristus, merupakan modal awal yang berharga
untuk menang terhadap kuasa iblis. Mana mungkin orang yang belum selamat
bisa menang terhadap iblis?
Bagaimana dengan pedang Roh? Di sini yang menjadi pedang Roh adalah firman Allah, doa dan permohonan.
Firman Tuhan menjadi kekuatan yang sangat berharga untuk bertahan dan
menyerang seperti pedang. Ingat, Tuhan Yesus dalam pencobaan di padang
gurun selalu menjawab tipu daya iblis dengan firman Tuhan.
Bukan
hanya firman saja. Tapi juga doa dan permohonan. Di sini dikatakan doa
dan permohonan yang tidak putus-putus. Jadi senjata untuk menyerang
balik iblis adalah firman TUHAN dan doa. “Berdoalah setiap waktu didalam Roh”.
Setiap waktu? Apa artinya selalu? ya. Tentu saja. Iblis selalu menunggu
waktu yang tepat untuk menyerang. Kalau kita tidak selalu siap, pasti
mudah untuk diserang.
“berjaga-jagalah di dalam doamu dengan permohonan yang tak putus-putus untuk segala orang kudus.”.
ini pentingnya mendoakan orang-orang dalam komunitas rohani. Karena
semuanya sedang berperang dengan perangnya masing-masing.
Alkitab
sudah menyediakan senjata yang komplit untuk menghadapi peperangan
rohani. Walaupun itu sudah kita kenakan, tapi seperti tadi dikatakan di
awal, tidak akan efektif tanpa latihan. Mari kita melatih diri kita
dengan penuh kedisiplinan untuk menggunakan perlengkapan senjata Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar