Silahkan berkunjung dan bergabung ke facebook HKBP Laut Dendang di FB-HKBPLD. Anda akan mendapatkan firman Tuhan setiap harinya berdasarkan Almanak HKBP dan juga ke Youtube HKBP Laut Dendang di Youtube-HKBPLD berita terkini seputar Gereja HKBP Laut Dendang. Semoga Blog, Facebook dan Youtube HKBP Laut Dendang ini bermanfaat. Dan bisa menjadi berkat bagi kita semua. Amin

Sabtu, 02 April 2016

Keluarga Kristen Harus Dipimpin Ama Namarsahala


(* Wawancara dengan Pendeta Resort HKBP Medan, Pdt Dr Plasthon Simanjuntak)

HKBP telah menetapkan tahun 2016 ini sebagai tahun keluarga, dan telah dimulai dengan pembentukan panitia oleh Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA. Patut disyukuri, adanya gebrakan-gebrakan pelayanan dalam upaya pembangunan gereja sebagai tubuh kristus dimulai dengan tahun sekolah minggu, tahun remaja dan pemuda, tahun parompuan (ina) serta kemudian tahun keluarga.


Dikatakan Pdt Resort HKBP Medan Pdt Dr Plasthon Simanjuntak, Kamis (14/1), akan sangat luar biasa jika implementasi tahun-tahun pelayanan itu diterapkan dalam pelayanan gereja. Diakomodir oleh rapat-rapat huria di gereja masing-masing. “Secara khusus kita akan memberikan perhatian yang serius terhadap tahun keluarga ini. Tahun keluarga kalau sesuai dengan keputusan pimpinan kita itu, tuan rumah adalah kaum bapak. Kaum bapak yang memimpin keluarga dan ini sangat alkitabiah, karena seorang bapak di tengah keluarga adalah imam. Dia bertanggungjawab terhadap seluruh aspek kehidupan keluarga itu terutama hal iman, hubungan dengan Tuhan spiritualitas itu.
Itu sebabnya di dalam kotbah tahun baru Ompui Ephorus menyikapi tahun keluarga sangat-sangat diarahkan kepada peranan seorang Bapak. Apabila seorang bapak betul-betul bertanggungjawab sebagai imam, maka dia akan didukung oleh seorang istri/soripada napantas marroha, maka anak-anaknya menjadi anak yang luar biasa, yang pentar-pintar dan takut akan tuhan.

Resort Medan khususnya HKBP Sudirman sebetulnya sudah mendahului program ini, sesuai dengan programnya tahun parheheon ama di Resort Medan di tahun 2014 lalu. “Kita sudah persiapkan dan memunculkan motto ama namarsahala, kalau dikatakan tadi seorang bapak adalah imam. “Kita aktualisasikan istilah budaya, yang sangat sarat dengan istilah alkitab “sahala”. Sahala itu harus didasari oleh iman, spiritualitas dan tetap alkitabiah. Seorang bapak harus kuat imannya,” katanya.

Oleh sebab itu ditanggapi kalau boleh di tahun keluarga ini baik tingkat distrik, resort dan huria-huria, Pdt Plasthon yakin di tingkat hatopan akan disoroti secara mendalam, tapi untuk aplikasi pastilah dihuria-huria karena disanalah keluarga-keluarga berada.

Adalah menjadi masukan yang baik, apa yang dikatakan pada Tahun Keluarga, HKBP menjawab tahun keluarga itu harus memberdayakan setiap suami menjadi bapak dengan menjadi ama namarsahala.

Di dalam seminar yang dibuat Parheheon Ama, kita mengundang pakar dan ahli, sebagai ama namarsahala itu ditopang empat sistem pemahaman. Yang harus berdampak kepada kehidupan keluarga itu.

Pertama, ama sebagai imam harus memiliki spiritualitas iman yang kuat. Dan inilah yang diperintahkan oleh Tuhan, baik itu Perjanjian Lama maupun Perjanjian baru. Ulangan 6 sangat jelas, bahwa kamu harus mengajar anak-anakmu dengan firman Tuhan berulang-ulang. Artinya kehidupan spiritualitas adalah dasar segala-galanya membuat seorang Bapak menjadi imam.
Apakah seorang bapak itu ketika spiritualitasnya mendalam sudah disebut ama namarsahala? Belum tetapi dasarnya sudah. Ama itu harus membawa masukan yang baik ke tengah keluarga. Apa arti budaya yang ada itu? Bagaimana seorang batak memahami budaya dalam sinar injil?
Pendidikan dan budaya itu satu kesatuan dan menjadi hal kedua yang harus dipahami ama namarsahala.

Kemudian yang ketiga, seorang bapak harus memahami arti kesehatan. Kalau seorang bapak tidak memahami fungsi kesehatan maka anak-anak kita akan menjadi korban narkoba, pergaulan bebas, roh kekerasan.

Bagaimana seorang bapak menjadi imam yang tidak memahami bahaya narkoba. Nah dia harus memahami itu, dengan demikian dia akan mampu membangun benteng yang kuat untuk membina anak-anaknya supaya tidak terjerumus kepada narkoba, roh kejahatan dan roh kekerasan, dan kebebasan seks.

Belum cukup itu saja, keempat yaitu ekonomi keluarga. Jika seorang bapak tidak menghasilkan pendapatan untuk keluarga, ya sama saja. Dengan kondisi seperti ini, bisa saja seorang istri memandang rendah suaminya. Apalagi istri mendapatkan uang lebih banyak, ini akan menjadi problem di tengah keluarga.

Untuk itu, lanjutnya, gereja harus mampu memberdayakan ama namarsahala. Kaum bapak berdaya untuk perekonomian keluarga. Itulah gereja mencetuskan Credo Union Modifikasi (CUM), satu-satunya perpanjangan tangan gereja untuk memberikan peluang bagi kaum bapak yang belum memiliki pendapatan tetap dalam keluarga. Maka CUM yang ada digereja bisa membimbing yang menganggur, dan memberikan pinjaman modal untuk diusahai. Ini pemahaman diakonia gereja, sehingga seorang bapak dilihat istrinya, anak-anaknya yang bersungguh-sungguh menghidupi keluarganya.

Strateginya memang kaum bapak, harus diberdayakan tentunya harus ditopang seorang istri/soripada napantas marroha. “Kita coba melihat tahun perempuan yang lalu, apa yang dikontribusikan itu sangat-sangat kita harapkan,” katanya.

Orangtua juga harus mendengar generasi muda yang hidup di era digital saat ini. Mereka seakan tidak mau lagi bicara adat dan budaya. “Kita harus mendengar dari generasi muda apa yang menjadi kebutuhan mereka dan kita mengapresiasi apa keputusan mereka dengan landasan iman. Tidak mungkin kita anti teknologi, tapi kita juga harus melihat nilai budaya kita yang sudah digarami kekristenan. Bagaimana generasi muda kita itu menerima nilai-nilai kekristenan dalam kehidupannya.

“Sehingga disana ada keterpaduan yang solit teknologi, kemajuan, digital dengan iman. Didasari oleh nilai-nilai budaya yang kristiani. Maka dengan demikian kita yakin mereka tidak akan terlepas dari keluarga secara langsung. Keluarga akan berfungsi sebagai wiek bagi gereja dan keluarga menjadi gereja bagai anggota keluarganya,” ujarnya.
Dengan demikian, misi penginjilan gereja pun akan lebih baik, terutama jika kita memaknai tahun keluarga dengan rasa tanggungjawab, benarlah visi HKBP, “HKBP yang Diberkati Menjadi Berkat Bagi Dunia Ini”.

Harapannya, bagaimana di distrik ini maupun resort, dalam mempersiapkan tahun keluarga, kalaupun ada ketentuan dari pusat tetap diikuti tapi bagaimana di resort semakin mengakar itu yang harus dilihat.


Sebagai panduan, tahun parheheon ama HKBP Resort Medan yang diketuai Ir JB Siringoringo dibawah pendampingan Pdt Ligat Simbolon telah menerbitkan buku “Ama Namarsahala” yang merangkum ilmu pengetahuan tentang empat aspek yang harus dimiliki ama namarsahala dari pakar-pakar dibidangnya.


Source: http://hkbpmedan.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar