Epistel Kisah para Rasul 16:4-15
Topik Minggu Dipelihara seperti Biji Mata
Seorang calon pelayan di gereja menceritakan keluh kesahnya pada saya. “Saya kecewa dengan rekan-rekan sepelayanan. Mengapa mereka tidak menjadi pendukung dalam memajukan pelayanan di gereja? Saya di gereja ini mencari yang baik, tetapi mengapa justru berhadapan dengan orang berpikiran dan rencana jahat? Kalau begini, saya merasa lebih baik untuk mundur! Munafik!” sesalnya.
Rupanya rekan saya ini kecewa karena rekan-rekannya tidak menjadi teladan yang baik. Saya sering menemukan keluhan sejenis saat mengkader calon pelayan selama beberapa tahun. Orang-orang yang awalnya di luar kelihatan sangat mulia ternyata tidak menjadi teladan. Kabar terburuknya adalah, bahwa Itu semua masih tantangan dari dalam, dari orang-orang sekeliling; sementara kita belum berhadapan dengan tantangan dari luar.
Jika orang mendambakan dan mendedikasikan dirinya untuk pelayanan di gereja, itu sangat mulia. Berada di rumah Tuhan; menyibukkan diri dengan rupa-rupa pelayanan untuk Tuhan; orang-orang terberkati oleh karena pelayanan; banyak yang semakin percaya dan rindu bersekutu dengan Allah; dikelilingi oleh orang-orang beriman dan yang bergiat dalam pekerjaan Tuhan. Semuanya itu adalah harapan ideal yang wajar kita impikan. Harapan itu terasa indah dan menjanjikan. Bukankah itu juga yang Tuhan harapkan?
Namun, memang harapan tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Sekalipun sama-sama melayani di rumah Tuhan, orang-orang di sekeliling kita belum tentu memiliki mindset yang sama dengan Kristus; Kita kadang harus berhadapan dengan karakter dan sifat-sifat buruk yang bertentangan dengan kehendak Allah. Belum lagi kita juga bisa menjadi korban pembunuhan karakter dari seorang rekan sepelayanan.
Jika seorang berkhotbah dan menyampaikan Firman Tuhan, kenyataannya tidak serta merta terjadi pertobatan dan berbalik untuk melayani Tuhan. Banyak yang lupa dan malah tertidur saat mendengarnya. Itu hanya sedikit gambaran masalah yang mungkin juga dapat Anda tambahkan sendiri.
Rasa kecewa, marah, kesal, menggerutu, sampai mundur teratur dari pelayanan, bisa saja terjadi kalau kita tidak segera menanganinya dengan baik.
***
Bagaimanakah orang percaya dapat bertahan dalam berbagai tantangan yang dihadapinya dari para “musuh” Kristus? Apakah masih ada alasan untuk bertahan dalam pelayanan dan tegar di jalan Tuhan? Bagaimana agar kita tetap dapat maju sementara banyak yang berteriak untuk mundur?
Sedikit banyak Firman Tuhan dalam khotbah Mazmur 17:8-15 minggu ini dapat memberikan beberapa petunjuk bagi Anda dan saya:
1. Musuh itu pasti ada dan mengepung orang percaya.
Yesus berkata, “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” Matius 10:16
Meskipun pahit, inilah kenyataannya: musuh orang-orang percaya pasti ada sekalipun tidak kelihatan secara kasat mata. Mereka kadang bersembunyi dalam pikiran dan rencananya. Mereka mengintai menunggu saat-saat lemah Anda dan saya, menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Kadang kala mereka juga menyerang dan menusuk Anda dari belakang. Mereka membuat rencana dan mengambil tindakan untuk menjatuhkan harga diri dan kredibilitas Anda di antara jemaat. Anda dan saya bagaikan domba sembelihan yang diperuntukkan untuk memuaskan rasa lapar para serigala.
2. Allah ada untuk menolong orang percaya menghadapi para serigala.
“Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.” Mazmur 17:6
3. Karena itu, Anda dan saya tidak boleh menyerah.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Matius 5:44
Anda dan saya tidak boleh menyerah dan mundur. Kita hanya perlu tempat berlindung. Anda dan saya masih memiliki doa sebagai sarana menghubungi Tuhan. Doa bagaikan telepon yang dapat menghubungi Tuhan saat kritis. Anda hanya tinggal menekan nomor yang tepat, bukan malah menutup sambungan telepon. Ia akan datang memberi pertolongan di saat yang tepat.
4. Karena itu, Anda dan saya harus tetap setia.
“Dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.” Mazmur 17:15
Kita tidak dapat menutup mata dan menyangkal bahwa para serigala itu ada di dalam gereja ataupun di luar gereja sendiri. Tetapi, kita harus ingat bahwa sekalipun ada serigala, masih banyak domba-domba lain seperti Anda dan saya. Mereka sama-sama duduk dan berdiri di dalam gereja. Mereka juga dapat mendukung kita untuk tetap kuat. Mereka juga boleh menjadi alasan untuk tetap tinggal. Yang perlu kita usir itu adalah para serigala. Jangan jadi malah kita yang terusir dari rumah Tuhan. Anda dan saya harus tetap setia berjalan di jalan Tuhan. Jika hal ini terjadi, Anda masih punya banyak kemungkinan untuk melakukan rupa-rupa pelayanan bagi Tuhan. Pandanglah senantiasa wajah Tuhan, dan tetaplah dalam iman Anda padaNya. Jika Anda hanya melihat wajah manusia untuk melayani di gereja, atau orientasi lainnya, Anda tidak akan dapat apa-apa. Anda tidak akan merasakan kepuasan sebagaimana yang Daud terima dan rasakan.
5. Tetap nantikan penyataan pertolongan Tuhan.
“Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.” Mazmur 17:8
Tuhan berkuasa untuk melakukan tindakan pertolongan yang kita perlukan. Hanya, kita perlu memercayakan tugas itu sepenuhnya kepada Allah. Ia yang punya “sayap” yang Ia tahu kapan untuk mengepakkannya. Ia lebih tahu caranya dan kapan saatnya. Apakah ia akan menghukum, menghardik, merebahkan atau bahkan malah mengubah hatinya menjadi baru, Tuhan yang tahu. Kita hanya perlu mengikuti rencana Allah terhadap para serigala itu. Jangan-jangan Anda dan saya dipakai Tuhan untuk mengubah serigala menjadi domba seutuhnya. Roh Tuhan yang akan membimbing Anda dan saya untuk itu semua – jika kita berserah padaNya. Itu strateginya.
***
Sekalipun khotbah minggu ini mengungkit masalah dan tantangan yang kita hadapi di sekeliling kita di jalan Tuhan dan mengajak kita untuk tetap setia di dalamnya, namun tantangan yang sebenarnya justru berasal dari diri sendiri. Anda dan saya harus berhadapan dengan egoisme dan harga diri serta kecenderungan untuk menyandarkan diri pada kebenaran diri sendiri, kekuatan, dan kedudukan yang kita miliki. Yang lebih sulit adalah bagaimana menyandarkan diri pada Allah dalam setiap masalah yang kita hadapi. Kita juga sulit untuk bersabar menantikan penyataan kuasa Tuhan. Namun inilah tantangan dan peringatan bagi Anda dan saya. Tetaplah berdoa pada Tuhan. Amin.
Source : pargodungan.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar