Lukas 16: 1 – 13
Mengapa Tuhan Yesus memuji bendahara yang kelihatannya tidak jujur ini dalam perumpamaanNya? Mengapa ia dikatakan telah melakukan sesuatu yang baik? Apakah ini berarti Yesus setuju dengan tindakan menipu? Apakah Yesus berpihak kepada ketidak jujuran?
Di Luk. 16:5-7, bendahara tersebut mengurangi jumlah hutang dari para krediturnya. Dengan pengurangan jumlah hutang tersebut para kreditur dapat membayar hutangnya dan pada akhirnya sang bendahara dapat membayar apa yang menjadi kewajibannya kepada sang pemilik modal sehingga dia akhirnya dapat menyelamatkan masa depan dan kariernya. Uang yang menjadi hak tuannya tidak berkurang sedikit pun sehingga ia tidak jadi dipecat. Yang dia potong sebenarnya adalah apa yang menjadi hak keuntungannya dari menjalankan usaha tersebut. Dari perumpamaan Tuhan Yesus ini, kita dapat belajar bagaimana sang bendahara memikirkan masa depannya secara cerdik. Walaupun dia pernah berbuat kesalahan besar, tetapi dia segera memperbaikinya.
Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan sang bendahara dalam perumpamaan ini bagi kehidupan kita?
- Di dalam situasi kritis ia mengambil langkah yang tepat untuk masa depannya. Ia tidak mudah menyerah dan berputus asa saat menghadapi kegagalan. Ia tidak jatuh dalam keputusasaan atau meratapi keadaan melainkan berpikir taktis dan kreatif untuk mengatasi masalah yang ada dihadapannya.
- Ia tidak sembunyi dari masalah atau mencari kambing hitam dari masalahnya, melainkan menghadapinya dan menyelesaikannya.
- Ia adalah pribadi yang berorientasi pada penyelesaian masalah, bukan berfokus pada masalah. Ia menggunakan uang yang ada dalam pengelolaannya untuk menjadi modal dalam membangun pertemanan, atau lebih tepatnya membeli pertemanan, dengan sesama yang dapat menolongnya kelak jika ia mendapat masalah, dipecat dari pekerjaannya, seperti ia pernah menolong mereka.
Meskipun Yesus memuji bendahara yang tidak jujur ini dalam memikirkan masa depan kehidupannya, Yesus pun memberikan kritiknya terhadap bendahara ini. Ayat ke-9 dapat kita lihat sebagai teguran Yesus. Bagi Yesus membangun persahabatan dengan berdasarkan materi/uang adalah sebuah kesia-siaan. Hubungan itu dibangun di atas dasar yang rapuh. Ucapan Yesus di ayat ini merupakan sindiran yang halus tetapi tajam menghujam. Barangsiapa membangun persahabatan dengan mamon (materi) yang tidak jujur akan menghasilkan perbuatan yang licik dan mendapatkan persahabatan yang semu sifatnya.
Bagi Yesus, apabila mereka yang tidak mengenal Tuhan, di saat-saat yang sulit dan kritis mampu berpikir kreatif, bukankah anak-anak Allah harusnya juga mampu berpikir lebih cerdik dan kreatif dalam menghadapi masalah dengan tetap berpedoman pada iman kita kepada Yesus Kristus. Kreatif dan cerdik tanpa berlandaskan iman hanya akan menghasilkan tindakan memperdaya dan merugikan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Ia akan menjadi pribadi yang cerdik tetapi licik, lihai tetapi jahat. Sikap kritis dan kreatif yang berlandaskan sikap iman akan membawa kita pada kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi masalah dengan tetap memerhatikan apa yang menjadi hak orang lain dan kewajiban kita kepada sesama.
Iman kepada Kristus seharusnya mendorong kita untuk selalu berpikir kritis, kreatif, dan dinamis. Iman kepada Kristus Yesus adalah iman yang mampu mengalahkan pencobaan dan pergumulan hidup tanpa harus kehilangan hati nurani pada sesama, pada diri sendiri, dan kesetiaan kepada Kristus.
Tuhan memberkati.
Happy Sunday,
Pdt. Jotje Hanri Karuh
source : https://blessedday4us.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar